Selamat datang ke blog PENSEL PATAH . Terima kasih kerana meluangkan masa anda di sini. Frasa dari hati hanya untuk anda yang mengerti. Selamat membaca. Semoga anda mendapat manfaat

Tuesday 1 November 2016

Mungkin saja

Jangan rasa aku suka
Andai aku tertunduk malu
Jangan fikir aku benci
Andai bicara kita "kau & aku"

Jangan agak aku 'happy'
Andai bibirku sentiasa ketawa
Jangan sangka aku sunyi
Andai jari tiada bertanda

Mungkin...
Tundukku untuk jauhkan hati kita
Mungkin...
Bicara 'kau aku' untuk halang rasa Cinta

Mungkin...
Ketawaku untuk tutup rasa hiba
Mungkin...
Jariku belum bertemu intan permata

Bak kata Janna Nick 'mungkin saja'
Terpulang, jika nilaian itu buat kau bahagia

Pernah dengar rangkap frasa?
'Manusiakan selalu mengaku pandai mengira
Padahal tak kenal angka!'

Permaisuri

Dulu,
Aku pernah impi sebuah cinta,
Disalut limpahan kaca,
Dipalu lelaki berkuda,
Memanah hatiku ke mahligai istana.

Namun,
Aku hanya bertemu lelaki biasa,
Tiada ungkap kata cinta,
Tiada helah bermain kata,
Hanya egois menghiasi rupa.

Ku dengar,
Cinta tak mengenal rupa,
Tetapi wajahnya bisa menambat jiwa.

Ku diajar
Cinta perlukan harta,
Tetapi ringgit bukan taruhannya.

Soalnya...
Haruskah ini diungkap Cinta,
Bila masih Ku terima dia seadanya.

Lantas,
Doaku tiada lelaki lain sehebatnya.
Yang mampu mengubah figura,
Gadis tegas bersikap manja,
Wanita sombong murah senyumannya,
Perempuan mandiri perlukan pemimpinnya

Andai mengenalmu satu dongengan cuma,
Biarlah aku terbangun dari lena,
Dan lupa mimpi semalam semua,
Lalu sendiri berbicara
'Selayaknya Aku wanita biasa, yang tidak mungkin miliki kisah manis bak novel cinta'

Hati Tua

Hati tua yg berdenyut cinta
Tak penat kah engkau menikam jiwa

Biar dirimu terpaut derita
Pasak hatimu bersulam hiba
Asal anakmu dijunjung mulia

Hati tua yg tabah perkasa
Sampai bila engkau perlu berduka
Asuh bayimu hingga bahagia
Siapkan anakmu bak puteri raja
Akhirnya kasihmu sering tak terbela

Hati tua
Engkaulah milik sang bonda sesiapa
Biar aku datang bawa bahagia
Biar aku sahaja penganti airmata

Hati si tua yang kosong
Usah risau sunyi membusung

Biar dunia senyap gelita
Akan aku riuhkan dgn hilai bahagia
Biar langkah kaki sepi tak berbunyi
Aku akan datang padamu berlari

Jujur airmata mengalir laju
Kerna aku juga punya Ibu
Yg tangisannya sudah beku
Namun masih mengerti sunyi dan lara
Masih fahami erti rindu dan cinta
Makna patuh juga setia
Dari manusia bergelar 'kita'

Udara

Malam kita kian berbeza,
Aku mengira kerlipan bintang,
Engkau mengerlip sinarnya terang.

Namun
Masa tidak pernah tersilap aturannya,
Selalu ku kunjung dirimu,
Tanpa jemu,
Tanpa ragu,
Beronak cemburu,
Tanda sayang bertalu

Bak hembusan nafas manusia.
Tiada lambat, tiada cepat, 
Hanya hadirnya saat perlu.
Seperti jiwa perlu udara.
Begitu aku perlukan dia.

Buat malam ini, tiada lagi dirimu,
Tapi kita telah janji temu.
Ingin mengira bintang seribu,
Walau selindungnya di balik mentari yang satu.